Terimakasih telah menjadi ibu yang luar biasa, Bu! 7. Puisi Ibu Ibu Malaikatku Karya Mosdalifah Ibu Disini kutulis cerita tentangmu Nafas yang tak pernah terjerat dusta Tekad yang tak koyak oleh masa Seberapapun sakitnya kau tetap penuh cinta Ibu Tanpa lelah kau layani kami Dengan segenap rasa bangga dihati Cerpen Tentang Ibu – Selamat datang kembali di Senipedia. Pada kesempatan kali ini, Saya akan kembali merangkum contoh Cerpen dalam berbagai tema, dan pada kali ini adalah tema Cerpen Tentang Ibu terbaik. Ibu adalah sosok seorang wanita yang melahirkan kita, berkorban segalanya dan dengan sepenuh hati merawat, menjaga dan menbesarkan kita hingga saat ini. Seorang ibu merupakan orang yang paling mencintai dan menyayangi kita sepenuh raga. Dengan segenap kemampuan yang dia miliki, tercurah kecintaan yang besar dan tiada henti. Untuk itulah, kita diharuskan untuk menghargai dan menghormati ibu dengan tulus. Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam mengekspresikannya, salah satunya yakni dengan Cerita Pendek Tentang Ibu di bawah ini. Kenapa? Karena dengan menulis dan membaca Cerpen tentang Ibu, maka akan memotivasi dan menginspirasi kita agar lebih peduli dan cinta terhadap sosok ibu. Kumpulan beberapa contoh cerpen pengorbanan ibu di bawah ini saya dedikasikan untuk kamu semua, agar senantiasa mengingat dan kembali berpikir, agar semakin sadar akan pengorbanan ibu. Langsung saja, silakan simak beberapa Cerpen tentang ibu di bawah ini. Cerpen Tentang Ibu yang Hebat Cerpen tentang Ibu yang Hebat Judul Cerpen Demi Sekolah Sang Anak Hari itu, hari pertama libur sekolah. Aku tidur agak larut dan akibatnya bangunan kesiangan. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul siang, terbangun karena teriakan ibu yang baru siap mencuci. “Han, bangun udah jam 11. Tolong belikan beras di warung pak Tono..” teriak ibu dari dapur. “Iya bu..” jawabku sembari bangun dan mencuci muka. “Ini uangnya, jangan lama-lama ya, ibu mau memasak nasi. Nanti bapakmu pulang taunya nasi belum masak. Buruan..” tutur ibu. “Baik bu..” tutupku. Di tengah perjalanan, di samping perempatan aku melihat seorang wanita dengan penampilan agak kumuh sembari membawa kantong plastik. Perkiraanku usianya sekitar 50 tahunan. Sontak aku langsung kasihan melihatnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk menghampiri dan mengajaknya mengobrol. “Bu, ibu ngapain disini..?” Tanyaku. “Ibu tidak ada kerjaan dek, sedangkan anak ibu sebentar lagi tamat SMP dan ingin melanjutkan sekolahnya ke SMA..” Jawab ibu. “Lalu, ibu disini ngapain? Mohon maaf, Memangnya suami ibu kemana..?” Tanyaku lagi. “Karena tidak ada kerjaan, mau tidak mau ibu melakukan ini dek, yakni meminta-minta kepada orang. Sedangkan suami ibuk sudah menikah lagi dengan wanita lain, dan ibu ditinggalkan…” Jawab si ibu. Mendengar jawaban tersebut, hatiku begitu tersayat dan sedih. Aku langsung membayangkan jikalau hal ini terjadi kepada aku dan kedua orangtuaku. Kemudian tanpa berpikir panjang, akupun berkata.. “Bu, jangan bersedih ya, tawakkalkan saja semuanya kepada Allah, pasti akan ada hikmah dibalik semua cobaan ini. Ini bu, ada sedikit rezeki, semoga bisa meringankan beban ibu dan anak..” ucapku sambil mengulurkan uang yang dikasih ibu untuk membeli beras. Sesampainya di rumah, ibu heran karena aku tidak pulang dengan belanjaan apapun. Kemudian dia bertanya.. “Berasnya mana Han..?” Tanya ibu penasaran. Kemudian kuceritakan semua yang aku lihat dan saksikan tadi. Ibu salut dan bangga mendengar perlakuanku. Kemudian dia kembali mengulurkan sejumlah uang untuk pergi membelinya lagi, sembari menitipkan makanan untuk sang ibu tadi. *** *** Cerpen Pengorbanan Seorang Ibu Judul Cerpen Demi Kesembuhan Anakku Di sebuah desa nan terpencil, hidup sebuah keluarga yang terdiri dari seorang anak dan ibu Marniah. Sang suami telah meninggal dunia semanjak setahun yang lalu. Sehari-hari, sang Ibu bekerja sebagai pengumpul barang bekas untuk kembali dijual. Anaknya yang masih kelas 3 SD, sepulang sekolah selalu membantu ibunya di tempat kerja. Suatu hari sepulang sekolah, si anak menjadi korban kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit. Mendengar berita tersebut, ibu Marniah bergegas tanpa pamit untuk melihat kondisi anaknya di Puskesmas yang letaknya juga tidak jauh dari tempat kerja. Sesampainya di sana, si ibu menangis histeris karena melihat putranya terkapar pingsan. Kemudian Dokter datang dan berkata.. “Ibu ini ibunya anak ini..?” Tanya dokter. “Iya pak, saya ibunya. Bagaimana keadaan anak saya dok..?” Tanya sang ibu. “Anak ibu menjadi korban tabrak lari, keadaannya saat ini cukup parah. Dia harus menerima perawatan intensif, karena cedera bagian kepala yang menyebabkan pendarahan..” jawab Dokter. Mendengar jawaban tersebut, sang Ibu hanya bisa bersedih dan merenung. Di sisi lain, dia juga membayangkan bagaimana mendapatkan uang untuk biaya pengobatan si anak. Keesokan harinya, sang Ibu mengunjungi Bos tempat ia bekerja untuk meminta pertolongan dana. Pemilik usaha bersedia, namun dengan satu syarat. “Saya akan membantu ibu dengan meminjamkan uang, namun sebagai gantinya, ibu harus bekerja disini seperti biasa, namun 80% dari gaji ibu setiap hari akan saya tarik untuk angsuran pinjaman..” ucap si pemilik usaha. Tentu saja ini bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, untuk biaya hidup sehari-hari saja terkadang masih kurang. Namun karena memikirkan nasib anaknya, ibu Marniah pun menyetujuinya. “Baik pak, saya setuju dengan syarat yang bapak ajukan..” jawab si ibu. Setelah menjalani pengobatan selama 4 hari, akhirnya anaknya berangsur sembuh dan diperbolehkan untuk pulang dan sekolah kembali. Namun sang ibu juga harus bekerja di tempat yang untuk memenuhi kebutuhan hidup, karena dari tempat pekerjaan semula sudah dipotong sebesar 80% untuk pembayaran angsuran. *** *** Cerpen Ibuku Malaikatku Cerpen Ibuku Malaikatku Kisah ini berawal semanjak ayahku terkena penyakit stroke setahun yang lalu, ibu seorang diri membanting tulang demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Aku yang masih duduk di kelas 6 SD belum bisa berbuat banyak. Sebentar lagi, aku akan segera mengakhiri masa SD ku dan beranjak ke SMP. Banyak keperluan yang harus dipersiapkan, seperti seragam, buku dan biaya pendaftaran. Sedangkan ayah harus rutin berobat sekali sebulan. Akhirnya, mau tidak mau ibu harus bekerja lebih keras setiap harinya. Aku bahkan sempat berpikir untuk mengakhiri pendidikan formalku agar bisa membantu ibu dalam bekerja. Ketika malam malam bersama, aku nemawarkan ide tersebut kepada ibu, namun dia langsung membentak. “Jangan, kamu harus tetap sekolah, tidak boleh berhenti bagaimanapun keadaan ekonomi kita, kamu adalah anak satu-satu kami..” jawab ibu. “Tapi bu, aku sangat kasihan melihat ibu yang setiap hari bekerja keras untuk semua ini. Aku tidak ingin lagi merepotkan ibu..” lirihku. “Jangan sayang, soal itu tidak perlu kamu pikirkan. Lanjutkan saja pendidikanmu dan rajinlah belajar, agar cita-citamu bisa tercapai..” jawab ibu. Keesokan paginya, sebelum berangkat sekolah, aku mencium tangan ibu dan bapak. Aku dan ibu berbarengan berangkat, aku ke sekolah dan ibu ke ladang tetangga untuk makan gaji. Semenjak percakapan malam itu, setiap kali pulang sekolah aku selalu pergi ke tempat ibu bekerja, untuk membantu rutinitasnya. Meskipun sebenarnya ibu terus menolak, namun aku selalu memaksa. Dialah ibuku, sang malaikatku di dunia. Berkorban seluruh jiwa dan raganya setiap hari demi aku dan bapak. Semoga kelak di Akhirat, ibu dan bapak mendapat ganjaran setimpal dari Allah SWT. *** *** Cerpen Tentang Ibu Yang Menyentuh Judul Cerpen Maafkan Aku, Ibu.. Namaku Mira, seorang gadis Yatim yang duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Aku tinggal bersama ibu di sebuah gubuk tua, peninggalan Bapak yang wafat 2 tahun yang lalu karena penyakit jantung. Aku sekolah dan ibu bekerja setiap hari. Kami tergolong keluarga miskin, yang dimana bila ibu tidak bekerja sehari saja, maka untuk makan sekalipun akan sangat susah. Bisa dibilang, hidup kami tergantung dari pekerjaan ibu. Suatu hari, aku berangkat sekolah dengan pakaian yang sudah lapuk dan kusam, sementara itu resleting tas yang aku pakai sudah rusak semua, karena telah berusia 2 tahun. Keadaan tersebut menjadi bahan bullyan teman-temanku di sekolah setiap harinya. Namun aku tetap sabar dan tabah, tanpa merasa iri maupun sakit hati. Sore harinya, tas yang aku pakai tersangkut di sebuah paku dan akhirnya robek besar. Tentu saja, teman-teman yang melihat akhirnya menertawakanku, akupun bersedih dan menangis pulang berlari. Sesampainya di rumah, ibu bertanya.. “Kenapa kamu menangis nak? Ada apa? Sini cerita sama ibu..” tanya ibu. “Tadi di sekolah, teman-teman menertawakanku karena tas yang aku pakai robek bu, karena tasku robek tersangkut paku. Mereka membuatku malu di hadapan teman-teman yang lain..” ucapku yang masih menangis. Ibu hanya tersenyum mendengar jawabanku sambil berkata.. “Tidak apa-apa nak, besok ibu akan membelikan tas sekaligus seragam baru buat kamu..” ucap ibu. Alangkah senang hatiku mendengar jawaban ibu. Aku mengucap terima kasih yang besar sembari memeluk ibu erat-erat. “Sekarang kamu mandi dan tidur siang ya…” Sambung ibu. “Baik bu..” tutupku. Setelah mandi, akupun menuju tempat tidur untuk tidur siang. Namun tanpa sengaja, tiba-tiba aku melihat ibu sedang menangis sembari menatap foto dan sebuah cincin ditangannya. Aku tak berani menegurnya, hanya memperhatikan dari samping pintu. Namun aku bisa mendengar dengan jelas apa yang diungkapkan ibu dalam ratapannya. “Mas, ini adalah cincin emas satu-satunya yang kamu tinggalkan sebelum wafat, cincin ini menjadi lambang cinta sejati kita dulu. Maafkan aku mas, aku terpaksa menjualnya untuk membeli seragam dan keperluan sekolah anak kita..” ucap ibu dalam rintihannya. Pikiranku melayang jauh, air mata menetes ke dalam. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Aku juga tidak menyangka jika akhirnya akan seperti ini. Kemudian, aku memberanikan diri untuk mendekati ibu dan bertanya. “Bu, maafkan aku ya..” ucapku. “Minta maaf untuk apa sayang..?” Tanya ibu. “Aku sudah meminta banyak hal kepada ibu, sampai-sampai ibu berniat menjual barang-barang berharga peninggalan bapak, yang sangat penting untuk kalian..” ucapku. “Tidak apa-apa nak, ini semua kan ibu lakukan demi kamu, bukan untuk orang lain. Asalkan kamu tahu, apapun akan ibu lakukan asal kamu bahagia..” jawab ibu. Aku menangis mendengar tuturan ibu, kemudian aku memeluknya dengan erat sembari berjanji tidak akan pernah mengecewakannya sampai kapanpun. *** *** Cerpen Motivasi Dari Ibu Cerpen Motivasi Dari Ibu Judul Cerpen Semangat Menuntut Ilmu Entah kenapa, Sabtu pagi kala itu aku sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur, padahal ibu sudah membangunkanku berkali-kali, namun tetap saja rasa enggan menghampiriku. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul yang berarti satu jam lagi kelas akan masuk. Memang jarak antara rumah dan sekolahku hanya berkisar beberapa puluh meter saja. Setelah selesai mandi dan berpakaian, aku pamit kepada ibu, sedangkan ayahku sudah berangkat duluan ke kantor. Sebelum berangkat, ibu berpesan kepadaku… “Nak, nanti setelah pulang sekolah, kamu langsung balik ke rumah ya, ada sesuatu yang mau ibu tunjukkan..” ucap ibu. “Baik bu..” ucapku. Akupun berang ke sekolah. Setelah lonceng pulang berbunyi, aku ingat kembali pesan ibu tadi pagi untuk segera balik ke rumah. Ketika sampai, ibu langsunv menyuruhku untuk mengganti pakaian dan menyuruhku masuk ke kamarnya. Sesampainya di kamar ibu, dia membuka laptop ayah dan menunjukkan beberapa buah foto lama, yang sudah kurang jelas dan kusam. Ibu pun bertanya.. “Nak, kamu tahu siapa yang ada di dalam foto ini..?” Tanya ibu. “Tidak bu, memangnya ini foto siapa? Dan kapan dipotret? Kok keliatannya udah sangat lama..?” Balikku bertanya. “Ini adalah ibu, ketika masih sekolah di Bandung pada tahun 1985 dulu, ketika itu ibu duduk di bangku sekolah 8..” jawab ibu. “Ibu menunjukkan foto-foto ke kemu supaya kamu termotivasi dan membangkitkan semangatmu untuk menuntut ilmu dengan giat..” sambung ibu. “Kenapa bu..?” Tanyaku. “Dulu ketika ibu sekolah, jarak rumah dengan sekolah adalah 3 km, dan ibu berjalan kaki setiap hari, pulang dan pergi. Sedangkan kamu, jaraknya hanya beberapa puluh meter, tapi masih saja pemalas…” Jawab ibu. Mendengar jawaban ibu, aku sangat terkejut dan malu. Kemudian dia melanjutkan pembicaraannya.. “Zaman itu, jalanan masih menggunakan krikil, bahkan melewati hutan dan jalanan becek. Namun semangat ibu tak pernah pudar hingga berhasil tamat dengan nilai yang bagus..” tutur ibu. Mendengar semua itu, aku benar-benar merasa bersalah dan malu. Kemudian aku langsung minta maaf kepada ibu dan berjanji akan menjadi anak yang rajin, giat belajar dan bersemangat menuntut ilmu. *** *** Cerpen Aku Sayang Ibu Bagi setiap orang, sosok ibu merupakan wanita paling penting dalam hidupnya, jasa yang telah ia berikan selama ini takkan pernah bisa dibalas oleh seorang anak, meskipun ia mengorbankan nyawanya sekalipun. Bahkan di dalam Al-Qur’an dan hadits, tidak sedikit pula yang menganjurkan manusia untuk berbakti kepada orangtua, terutama ibu. Bahkan pepatah mengatakan, Surga di bawah telapak kaki ibu. Aku mulai menyadari betapa besarnya jasa dan kasih sayang seorang ibu, semenjak aku berusia 10 tahun, tepatnya kelas 3 SD. Sejak itu, aku sering berpikir kenapa ibuku begitu sayang padaku. Ya, pastinya. Diusiaku yang masih 10 tahunan, belum terpikir dalam benakku mengenai sosok ibu, yang tentunya akan rela melakukan apapun untuk anak-anaknya. Itulah yang menjadi keheranan dan selalu membayang dikepalaku. Suatu hari, aku berangkat ke sekolah agak terburu-buru karena sedikit telat bangun. Setelah sampai ke sekolah, aku baru sadar ternyata lupa membawa uang belanja, sedangkan aku belum sarapan. Baru saja aku mau permisi ke pak satpam untuk menjemput uang tersebut, tiba-tiba ibu datang dengan berjalan kaki, berkeringat dan terlihat kecapean. Ibu menghampiriku dan berkata.. “Nak, ini uangmu, tadi ketinggalan di atas meja. Ibu khawatir kamu jadi gak bisa sarapan, yang akhirnya kekurangan energi untuk belajar…” Ucap ibu. Ketika aku demam dan dibawa ke rumah sakit, ibu dengan rela menemaniku sepanjang waktu, menghiburku dan membelikan banyak makanan dan mainan untukku, padahal saat itu dia sedang sakit dan tidak punya uang. Aku sangat menyayangi ibu melebihi ke siapapun. Ketika teman-temanku memiliki mainan baru yang sedang ramai, ibu yang tidak memiliki uang bahkan rela meminjam atau bekerja seharian hanya untuk membelikanku mainan tersebut. “Ibu, maafkan anakmu yang sepanjang hidup telah sangat banyak membebani dan memberatkamu. Do’akan anakmu agar bisa menggapai cita-cita dan membahagiakanmu..” ucapku setiap hari dalam hati. *** *** Cerpen Terima Kasih Ibu Cerpen Terima Kasih Ibu Namaku Rini, seorang siswi kelas IX di salah satu SMP di Tanggerang Selatan. Saat ini, murid kelas 3 tengah mengadakan sekolah sore, yang berlangsung hari senin hingga Jumat. Cerita ini berawal ketika hari selasa, aku pulang ke rumah dan langsung tertidur selepas ganti seragam saking capeknya. Ibu menawarkanku untuk makan siang dulu, tapi aku bilang nanti saja. Ketika terbangun, jam sudah menunjukkan pukul sedangkan sekolah sore dimulai jam Karena waktu mepet, akhirnya aku menunda untuk makan dan langsung bergegas untuk berangkat ke sekolah. Sebelum tertidur, aku juga sudah meminta kepada ibu biaya buku LKS yang berjumlah 10 ribu, namun uang itu tak terlihat terletak di atas meja. Aku sudah mencarinya namun tetap tidak ketemu. Akhirnya aku memutuskan untuk langsung berangkat saja dengan rasa lapar dan jengkel. Sepulangnya dari sekolah, aku langsung menemui ibu dan bertanya. “Bu, kok ibu tadi gak bangunin aku sih..? Hampir aja aku telat. Uang yang aku pesan tadi pun gak ada di atas meja..” ucapku dengan sedikit jengkel. “Ibu tadi udah bangunin kamu kok, tapi kamu tunda-tunda terus. Tiba-tiba Bibi kamu ngajak ibu ke rumahnya untuk bantu memasak, karena kehamilannya sudah semakin tua. Sedangkan uang itu, ibu tarok di dalam laci ruang tamu..” jawab ibu. Karena kesalahpahaman tersebut, aku tetap merasa sangat jengkel dan memutuskan untuk pergi ke rumah nenek sembari curhat. Sesampainya di sana, aku menceritakan semuanya kepada nenek, sekaligus rasa jengkelku terhadap ibu. Tapi nenek malah menyalahkanku dan berbalik membela ibu. Nenek mengajakku mengobrol dengan dingin dan pelan. “Rin, kamu tau kan kalau itu adalah ibu kamu..?” Tanya nenek. “Tau nek..” jawabku. “Nah, sekarang kamu tau gak, bagaimana pengorbanan seorang ibu selama hidupnya untuk seroang anak..?” Tanya nenek lagi. “Iya nek, Rini juga tau..” ucapku. “Jadi, kenapa kamu menjadi jengkel hanya karena masalah sepele..?” Tanya nenek kembali. Belum selesai aku bicara, nenek tiba-tiba memotong pembicaraanku. “Rin, bagaimanapun sikap seorang ibu, tetap tidak boleh dilawan dan dibantah, apalagi hanya karena masalah sepele seperti ini. Ingat, dulu ibumu mengandung selama 9 bulan dan meraskan sakit setengah mati saat melahirkanmu..” ucap nenek. “…Belum lagi menyusuimu, dia tak tidur semalaman hanya karena kau menangis, memberi makanmu, merawatmu, membesarkanmu hingga kini, dan masih banyak lagi pengorbanan besarnya untukmu. Lalu, bagaimana denganmu yang tiba-tiba merasa jengkel hanya karena masalah sesepele ini..?” Sambung nenek. Mendengar jawaban nenek tersebut, aku menyusun terdiam cukup lama dan akhirnya meneteskan air mata. Aku langsung pulang ke rumah untuk menemui ibu. Sesampainya di rumah, aku langsung memeluknya sembari menangis, dan meminta maaf sejadi-jadinya atas kejengkelanku yang telah membuatnya bersedih. *** *** Cerpen Tentang Ibu Paling Sedih Namaku Riko, aku memiliki usaha rumahan berupa tempat servis komputer dan handphone, kebetulan aku tamatan SMK jurusan elektro. Setiap hari, jasaku selalu laris dan mendapat banyak apresiasi positif dari para pelanggan. Sudah 3 hari ini, aku melihat seorang ibu-ibu bersama dua anak kecilnya duduk di tepi perempatan jalan, mereka adalah pengemis yang tidak memiliki rumah dan sosok kepala keluarga. Di hari ke-4, aku memberanikan diri untuk mendekati mereka dan bertanya.. “Bu, ibu tidak memiliki pekerjaan ya bu..?” Tanyaku. “Tidak nak, ibu tidak memiliki pekerjaan, rumah dan kepala keluarga. Ibu dan dua anak ibu hidup terlantar seperti sudah 3 tahun terakhir..” jawabnya. “Jadi, selama 3 tahun terakhir ini ibu dan anak-anak ini tinggal dimana..?” Tanyaku lagi. “Di sana nak, di samping jembatan rel kereta api itu..” jawab si ibu sembari menunjuk ke suatu arah. Aku kemudian pamit dan kembali ke konter. Setibanya di sana, aku bermenung cukup lama. Aku membayangkan seandainya ibu tersebut adalah ibu kandungku, dan anak-anak itu adalah adik kandungku. Tiba-tiba saja air mataku berlinang tak bisa aku tahan. Aku langsung berinisiatif untuk memberi ibu itu sedikit uang dan makanan. Aku menyuruh anak tetanggaku untuk menghantarkannya. “Rehan, kesini sebentar..” panggilku. “Ada apa bang..?” Tanya Rehan sambil mendekatiku. “Tolong kamu kasihkan uang dan makanan ini ke ibu-ibu yang duduk di dekat perempatan itu ya..” suruhku. “Ooh, siap bang..” jawab Rehan sembari bergegas pergi menghadap ke sana. Setelah uang dan makanan tersebut diberikan kepada mereka, dari kejauhan aku melihat wajah si ibu dan anak-anaknya begitu riang dan gembira, aku juga turut senang melihatnya. “Terima kasih ibuku, jasa, kasih sayang dan pengorbananmu begitu besar serta takkan pernah terbalas..” ucapku di dalam hati sambil membayangkan wajah ibuku. *** *** Penutup Cerpen Tentang Ibu Demikianlah, ulasan kali ini mengenai cerpen tentang ibu tercinta, sedih dan haru. Semoga cerita pendek tentang ibu di atas bisa memotivasi dan menambah rasa sayang kita terhadap sosok ibu tercinta. Terima kasih. Ref Setelahanaknya lahir, kasih sayang ibu pun bertambah dimulai dari erangan tangis ketika melihat kita keluar dari rahimnya. Ibu terlihat sangat bahagia seakan-akan ia telah melupakan rasa sakitnya ketika berjuang melawan maut demi melahirkan kita. Seorang ibu tidak pernah menginginkan hadiah mewah dari anaknya. Cerpen mengharukan tentang kasih sayang Ibu kepada anaknya cerita fiksi menyentuh hati tentang keluarga sederhana yang rela berbohong demi membahagiakan dan menyenangkan hati sebaliknya ibu juga berbohong sebagai bentuk kasih sayang seorang ibu terhadapanya anaknya, selengkanya kisah cerita pendek tentang ibu yang menyentuh hati dan mengahrukan disimak saja cerpen berjudul "Aku Malas Bila Ibu Datang" berikut Aku Malas Bila Ibu Datang Author Nana SuryanaSelesai sudah masakanku. Oseng ikan asin dan sayur asam adalah nama menunya. Ini akhir keringat suamiku harus aku hemat-hemat. Di dalam dompetku ada dua ratus ribu. Biasanya cukup untuk satu Minggu menyambung pada gajian baru saja selesai makan saat Ibu menelepon."Tik, Ibu ini lagi jalan ke rumahmu. Mumpung libur kerjanya. Kamu di rumah, 'kan?" katanya dari meneguk ludah."Tik! Walah anak ini diajak omong kok malah ngelamun.""I ... iya. Titik di rumah, Bu. Dua Minggu lalu, 'kan Titik sudah jenguk Ibu. Nginap satu Minggu lagi. Seharusnya, Ibu nggak perlu repot-repot ke mari. Liburan dipakai istirahat saja, 'kan enak," kataku sambil mengetuk-ngetukan jemariku ke meja."Bosan, Tik. Sudahlah. Tunggu Ibu, ya? Kamu sudah masak, 'kan? Ibu belum sarapan soalnya."Aku menghela napas. Melirik ke atas meja lauk-pauk yang cukup untuk makan siang kami."Sudah, Bu.""Alhamdulillah. Yowes, Ibu tutup dulu. Assalamualaikum!"Ibu menutup telepon lebih mendengkus. Mungkin dia dengar percakapanku dan Ibu."Ibu kamu mau ke sini?""Iya, Mas. Sudah di jalan katanya.""Hm ... kemarin, 'kan kamu dan Jaguar sudah ke sana satu Minggu. Ngapain Ibu ke sini lagi?" tanyanya sambil membaca koran."Masih kangen, Mas. Mumpung libur kerjanya."Aku mendekati Mas Leon, duduk di sampingnya."Ck!"Aku menghela Mas Leon keberatan Ibu datang karena waktunya tidak tepat. Ini tanggal nanti yang akan kami suguhkan kepada Ibu? Tidak mungkin, 'kan bila ikan asin berturut-turut?Lagi pula, apa nanti kata Ibu bila kami menyajikan makanan tidak enak seperti ini untuknya?Sedangkan yang Ibu tahu, aku ini selalu makan enak. Hidup tidak kekurangan. Tidak pusing memikirkan besok uang cukup untuk beli makan atau tidak. Itu semua karena aku tidak pernah mengeluh selalu mengatakan bahwa semua baik-baik saja, padahal suamiku sedang sepi pekerjaannya. Aku sudah makan, padahal hari itu puasa karena beras tinggal satu gelas. Aku makan daging, padahal lauk-pauk yang ada hanya tahu, tempe, dan ikan ketika Ibu meminta dibelikan gamis untuk bekerja, aku selalu membelikannya tanpa mengatakan bila aku sedang tidak punya pun aku membelinya dengan menyicil ke tetangga. Terkadang aku ingin bekerja saja, tetapi Mas Leon tidak ikhlas bila Jaguar diurus oleh orang maklumi alasannya, karena Jaguar anak spesial. Berdagang online juga tidak memungkinkan karena ponsel kami cuma satu. Biasanya, dibawa Mas Leon ke baru saja memandikan Jaguar ketika Ibu datang. Kulihat wajahnya begitu bahagia. Mata jelinya berbinar bahagia. Aku pun bahagia melihat Ibu ciuman ia daratkan padaku, dan Jaguar. Meski aku telah berumah tangga dan memiliki anak, bagi Ibu aku tetap anak kecil."Duh, gantengnya cucuku. Sudah makan kamu, Nak?" tanyanya pada Jaguar."Kami sudah makan, Bu. Ayo Ibu makan dulu. Katanya belum sarapan, to?"Ibu nyengir. Aku tersenyum melihatnya. Aku dudukkan Jaguar di kursi roda. Anakku itu sudah besar, jadi lumayan berat. Meski begitu, aku tidak merasa bahwa dia benar-benar berat."Kok tumben masak ikan asin, Tik?" tanyanya saat aku membuka tudung saji."Iya, Bu. Requestnya Mas Leon. Bosan makan ikan, dan daging-dangingan," jawabku tak berani menoleh padanya."Oh ... gitu. Yawes nggak apa-apa. Sini buruan, Ibu sudah lapar!""Iya. Ibu tunggu di depan saja, ya. Nanti piringnya Titik antar.""Iya!"Aku menatap punggung ringkih Ibu dengan mata sayu. Merasa bersalah karena telah berbohong padanya. Namun, aku menikmati kebohongan ini. Setidaknya, Ibu tidak kepikiran tentang nasibku, menantu, dan cucunya.***"Enak, Tik. Tambah jago saja kamu masaknya. Ibu nambah, yo?"Aku tersenyum mengiyakan. Mengambil alih piring Ibu, mengisinya dengan nasi, dan lauk-pauk lagi, lalu memberikannya kepada Ibu."Suamimu mana?""Di bengkel, Bu.""Kerjaannya stabil, 'kan?""Alhamdulillah stabil, Bu. Setiap hari pasti ada saja pelanggannya. Berkat do'a Ibu ini."Aku mencolek pipi halus Ibu, menggodanya yang sedang menguyah."Juga karena kamu ini anak berbakti, jadi Allah sayang sama kamu, cukupkan rezeki kamu. Keren kamu, Tik!"Oh Ibu ... anak berbakti ini yang selalu membohongimu, Bu.***Aku membuka rice cooker nasi tinggal satu piring. Inisiatif aku mencuci beras lagi, memasaknya jadi nasi. Tidak pusing aku masalah pernasian, yang kupikirkan sekarang adalah lauknya."Tik!" tegur Ibu ketika aku melamun di ruang makan."Dalem, Bu? Ibu sudah bangun? Ibu lapar, nggak? Mau makan siang?" tanyaku."Nggak! Ibu masih kenyang. Kamu nggak ngirim Leon makan siang?"Aku tersentak. Aku kelupaan."Astaghfirullah! Aku kelupaan, Bu. Sebentar, ya, Bu. Aku siap-siap dulu."Buru-buru aku menyiapkan makan siang Mas Leon. Memasukkan sisa nasi satu piring tadi ke kotak bekal, menuangkan ikan asin yang tinggal beberapa biji, lalu sayur asam ke dalam plastik."Aku pergi dulu, Bu. Nitip Jaguar, ya!""Iya, hati-hati."***Cuaca panas sekali hari ini. Meski begitu, aku tetap mengayuh sepedaku ke bengkel tempat Mas Leon sedang memperbaiki sebuah motor. Bajunya hitam semua, wajahnya kusam, dan keringatnya mengalir deras. Tangan kokohnya cekatan memutar roda motor itu."Mas!" Leon menoleh. Sedikit senyum ia sunggingkan. Jelas sekali dia sedang marah karena aku terlambat mengirim makan."Letakkan di sana saja, Dik. Mas masih sibuk," katanya melanjutkan pekerjaan."Maaf telat ngirimnya ya, Mas. Segera di makan, takut nanti nasinya dingin.""Hm ...," jawabnya singkat tak mengacuhkan ku."Aku pergi. Assalamualaikum."Aku kembali mengayuh sepedaku setelah jawaban salamnya. Aku melihat pedagang es campur. Pasti Ibu senang bila aku membelikannya satu bungkus."Satu, ya, Bang.""Baik, Bu."Tak sampai lima menit aku menunggu, es campur itu telah siap aku bawa pulang."Berapa, Bang?""Delapan ribu, Bu."Aku menyerahkan uang pas. Kukayuh lagi sepeda dengan lebih semangat. Bayangan Ibu menikmati es campur terputar sepanjang perjalanan.***Aku memarkir sepeda. Kulihat Ibu menyuapi Jaguar makan. Aku terkejut karena Ibu menyuapi Jaguar dengan sup buntut."Ibu beli?""Nggak. Dikasih tadi sama Mirna. Katanya, dia masak kebanyakan."Dahiku mengernyit. Mirna, tetanggaku sama sepertiku. Kami hidup dengan sederhana. Jelas perkataan Ibu tidak masuk ke dalam otakku."Kamu makan, sana! Dikasih banyak sama Mirna. Ibu juga sudah makan. Iya, 'kan, Jaguar?"Jaguar mengangguk. Aku tidak ambil pusing lagi perihal sup buntut. Selain karena tidak suka berdebat, aku juga sudah lapar.*"Wah es campur! Enak ini!" pekik Ibu antusias ketika aku menghidangkan es campur padanya."Enak, Bu. Es campur ini terkenal sekali di sini. Ibu harus coba," kataku menyuapkan satu sendok untuk Jaguar bergerak-gerak. Rupanya, anak tampanku itu ingin es campur juga."Nenek siapin, nih. Hm ... enak, to?"Jaguar mengangguk sambil tersenyum."Pintar sekali cucuku ini."Aku tersenyum."Ibu rencana pulang kapan?" tanyaku."Dua hari lagi. Boleh, ya?""Boleh dong, Bu. Titik senang Ibu datang mengunjungi kami," saja, didatangi orang tua itu seperti oase di gurun pasir. Rasanya hari-hari berat tidak terasa karena senyum mereka seperti obat.*Mas Leon pulang sedikit lebih malam dari biasa. Mas Leon menghampiri Ibu yang kebetulan masih terjaga di depan TV. Di tangan Mas Leon tergantung satu kantung plastik."Assalamualaikum, Bu. Maaf Leon harus lembur. Ini Leon bawakan terang bulan kesukaan Ibu," katanya menyalami Ibu lalu meletakkan kantung plastik itu di atas Leon memintaku mengambilkan langsung aku turuti. Ku lirik kardus kemasan terang bulan itu. Rupanya, terang bulan yang sedang hits saat ini. Satu loyang dengan kombinasi dua rasa saja harganya di atas dua puluh ribu. Sepadan sekali dengan rasanya yang sumringah. Ibu dan makanan manis itu seperti gagang dan pintu, tidak terpisahkan. Tak henti-hentinya aku berterimakasih kepada Mas Leon karena telah berbaik hati kepada Ibu. Membawakan makanan kesukaan Leon tersenyum. Meski begitu, aku tahu kepalanya pusing mengingat bertambahnya pengeluaran hari dia sungguh baik kepada Ibu. Mulutnya boleh saja keberatan, tapi hatinya tak tega bila menolak Ibu.*Dua hari berlalu. Dalam dua hari itu aku selalu memberikan yang terbaik untuknya. Rendang daging sapi di hari pertama, dan gurame bakar di hari selanjutnya."Ibu pulang dulu. Kamu hati-hati di rumah, jagain Jaguar. Jangan telat makan."Ibu menasihatiku dengan berkaca-kaca. Mungkin, ia masih berat meninggalkan kami."Iya, Bu. Ibu juga jaga kesehatan, jangan telat makan. Vitaminnya juga diminum rutin, ya, Bu," pesanku menyinggung vitamin yang setiap bulan aku kirimkan mengangguk, menyeka sudut matanya, lalu naik ke atas motor Mas Leon."Assalamualaikum!""Wa'allaikumsallam."Aku menghela napas berat. Jujur saja, aku juga berat melihat Ibu pergi. Ku lihat lagi dompet di atas meja. Sisa tujuh puluh lima ribu. Helaan napas ku semakin berat saja.*Siang harinya Mirna menyapa ku yang sedang menyuapi Jaguar makan."Sudah pulang Ibumu, Tik?""Sudah, Mir. Omong-omong, terimakasih ya sup buntutnya."Mirna mengangkat sebelah alis."Aku yang harusnya terimakasih, Tik. Ibumu itu baik sekali sudah membelikanku sup buntut."Deg!!!Aku tertegun."Dia juga belikan Surya es krim satu tepak.""Kamu bertemu Ibu di mana?""Di warung Bu Hamidah. Kami bercerita-cerita sedikit. Semoga Ibumu sehat selalu, Tik. Orang seperti beliaulah yang selalu membuatku iri. Aku pergi dulu."Aku masih tertegun, lambat mencerna perkataan Mirna.*Aku menunggu Mas Leon pulang untuk meminjam ponselnya. Mau menanyakan pada Ibu kebenarannya. Tadi, saat Mirna mengatakan warung Bu Hamidah, aku langsung teringat sesuatu."Sudah lunas semua, Tik. Ibumu yang bayar."Begitulah kata Bu Hamidah saat kutanya perihal hutangku. Aku menangis begitu saja. Ibuku itu ...Sambil menunggu, aku bersihkan kamar yang semalam Ibu tempati. Air mata masih tak bisa terkejut sekali lagi, menangis semakin jadi, ketika bantal bekas ia tidur aku angkat. Sepuluh lembar uang seratus ribu yang di satukan dengan streples tergeletak begitu saja. Di sana ada tulisan."Terimakasih sudah memberikan yang terbaik untuk Ibu. Sungguh Allah teramat baik hati menjadikanmu anakku. Sedikit tanda cinta Ibu berikan. Untuk anak Ibu yang selalu berbohong. Namun, Ibu begitu bangga karenanya. Sehat-sehat anakku, menantuku, &

TerimaKasih Sahabat Dengan puisi bapak dapat merasakan dan menikmati hidup Saat itu kaki kaki kecilmu melompat lompat dipunggungku riang ceria isyarat aku kuda betulan meringkik dengan lantang suara kuda kutiruSD kugendong ka Puisi tertuju dari senja di tempatku anak- anak kandungan cinta sempat menatap wajah anak- anak kandungan cinta sempat

- Koleksi 3 cerita pendek terbaik tentang kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah pudar hingga akhir Cerita Pendek Tentang Kasih Sayang IbuIbu adalah sebutan yang biasa digunakan untuk menyebut wanita yang telah menjadi ibu dari seorang anak atau lebih. Ibu merupakan sosok yang sangat penting dan berharga bagi keluarga, karena ia merupakan salah satu sumber kekuatan dan dukungan bagi biasanya bertanggung jawab atas kebutuhan anak-anaknya, termasuk memberikan makanan, pakaian, dan perawatan kesehatan. Selain itu, ia juga seringkali menjadi penasihat dan tempat curhat bagi juga merupakan sosok yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus kepada anak-anaknya, serta selalu ada untuk memberikan dukungan dan bimbingan bagi anak-anaknya. Karena itu, ibu seringkali dianggap sebagai simbol kekuatan, kehangatan, dan kedamaian bagi 1 Kasih Sayang Ibu Tiada BandingnyaIbu adalah sosok yang sangat berharga dalam keluarga. Ia selalu menyayangi anak-anaknya dengan tulus dan memberikan segalanya yang terbaik untuk mereka. Berikut adalah cerita pendek tentang kasih sayang ibuSuatu hari, seorang anak kecil bernama Mia sedang sakit demam. Ibu Mia sangat khawatir dan selalu mengontrol suhu tubuhnya serta memberikan obat yang dibutuhkan. Ia juga tidak pernah keluar dari samping Mia, selalu menemaninya sambil memberikan semua kebutuhan yang merasa sangat nyaman dan terlindungi dengan kehadiran ibunya. Ia tahu bahwa ibunya selalu ada untuknya, memberikan kasih sayang yang tulus tanpa ada Mau Makan Apa Hari ini?Setelah beberapa hari, Mia sembuh dari sakitnya dan merasa sangat bersyukur atas perhatian dan kasih sayang ibunya. Ia tahu bahwa ibunya selalu menyayanginya dengan sepenuh hati, sekalipun dia tidak selalu menunjukkannya. Ia berjanji akan selalu membalas kasih sayang ibunya dengan 2 Kasih Ibu Tanpa BatasSuatu hari, seorang ibu bernama Siti sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Anaknya, Budi, yang baru saja pulang dari sekolah, datang dan membantu ibunya menyiapkan makanan. Siti sangat senang melihat Budi membantunya dan memberikan semua kebutuhan yang makan malam sudah siap, Siti dan Budi duduk bersama di meja makan. Siti merasa sangat bersyukur atas kehadiran Budi di keluarganya dan menyayangi anaknya dengan tulus. Ia juga berterima kasih atas semua bantuan dan perhatian yang Budi berikan merasa sangat bahagia dan terlindungi dengan kehadiran ibunya. Ia tahu bahwa ibunya selalu ada untuknya, memberikan kasih sayang yang tulus tanpa ada batas. Ia juga merasa sangat bersyukur atas kebaikan ibunya yang selalu memberikan yang terbaik 3 Kasih Sayang Ibu Berbagai HalSuatu hari, seorang ibu bernama Sinta sedang sibuk menyiapkan makanan untuk keluarganya. Sinta merasa sangat bahagia karena ia dapat memasak makanan yang lezat untuk anak-anaknya. Setelah selesai memasak, ia memanggil anak-anaknya untuk makan Sinta sangat senang karena ibunya selalu membuat makanan yang lezat untuk mereka. Mereka merasa sangat nyaman dan terlindungi dengan kehadiran ibunya. Sinta selalu menyayangi anak-anaknya dengan tulus dan selalu memberikan yang terbaik untuk selesai makan, anak-anak Sinta meminta ibunya untuk menceritakan kisah-kisah lama. Sinta sangat senang dan dengan senang hati menceritakan kisah-kisah yang pernah ia alami saat masih Sinta sangat menikmati cerita ibunya dan merasa sangat dekat dengan cerita pendek tentang kasih sayang ibu yang selalu memberikan yang terbaik untuk adalah sosok yang sangat berharga dalam keluarga, selalu menyayangi anak-anaknya dengan tulus dan memberikan semua yang terbaik untuk mereka. KisahSeorang Ibu dan Anak. Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya, Dia adalah sebuah hal yang memalukan. Ibuku menjalankan sebuah toko kecil pada sebuah pasar. Dia mengumpulkan barang-barang bekas dan sejenisnya untuk dijual, apapun untuk mendapatkan uang yang kami butuhkan. Dia adalah sebuah hal yang memalukan. Berikut sebuah cerita motivasi tentang kasih sayang seorang ibu. Apa sumber motivasi terbesar dalam hidup? Mungkin jawaban yang tepat adalah CINTA!! Cinta di sini bukan hanya berarti hubungan sepasang insan berlainan jenis, namun lebih kepada cinta universal. Cinta seorang ibu / ortu pada anaknya atau sebaliknya.. Inilah kekuatan terbesar yang dimiliki yang bisa menjadi sumber motivasi bagi semua orang. Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata “Makanlah nak, aku tidak lapar” ———-KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis. Aku berkata “Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata “Cepatlah tidur nak, aku tidak penat” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata “Minumlah nak, aku tidak haus!” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata “Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata “Saya ada duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM Setelah lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta. Akhirnya aku pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku tak biasa tinggal negara orang” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TUJUH Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus, harus dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN. Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan “Terima kasih ibu..!” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi… Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari. cerita ini diambil dari sebuah artikel yang saya lupa judulnya… Anda punya cerita motivasi anda sendiri? Silahkan ceritakan pada dunia!! silahkan baca cerita motivasi lainnya di blog ini, selain cerita hikmah, cerita perjalanan sukses. Saya mungkin dalam beberapa hari ke depan sampai tgl 9 April tidak bisa online, karena ada perjalanan usaha ke Pagar Alam, salah satu daerah di Sumatera Selatan. Sampai jumpa di cerita-cerita motivasi berikutnya!!! blog cerita motivasi, sharing motivasi & inspirasi. Temukan sumber motivasi terdalam anda dan raih kesuksesan mulai dari sekarang. Blog ini berisikan cerita-cerita motivasi, cerita motivasi interaktif. kata mutiara untuk ibu 1242, cerita ibu 545, cerita tentang ibu 537, kasih sayang seorang ibu 461, cerita-cerita motivasi 260, kasih sayang ibu 250, cerita cerita motivasi 198, kisah seorang ibu 198, cerita kasih sayang seorang ibu 181, cerita seorang ibu 165, cerita kasih sayang ibu 158, kata-kata bijak tentang ibu 147, cerita tentang seorang ibu 123, kata mutiara untuk seorang ibu 119, kata kata bijak tentang ibu 116, kata bijak tentang ibu 114, cerita kasih ibu 108, cerita kasih sayang 100 Sampaikapan pun kita akan terus seperti anak-anak baginya. Ibu adalah bentuk kasih sayang Tuhan yang berwujud manusia. Tak ada cinta dan kasih sayang setulus dan sedalam kasih sayang ibu pada anaknya. Ibu adalah tempat terbaik untuk pulang dan bercerita tentang bagaimana hari yang kita lalui. Tangannya yang perlahan mengeriput dan tubuhnya
Berikut sebuah cerita motivasi tentang kasih sayang seorang ibu. Apa sumber motivasi terbesar dalam hidup? Mungkin jawaban yang tepat adalah CINTA!! Cinta di sini bukan hanya berarti hubungan sepasang insan berlainan jenis, namun lebih kepada cinta universal. Cinta seorang ibu / ortu pada anaknya atau sebaliknya.. Inilah kekuatan terbesar yang dimiliki yang bisa menjadi sumber motivasi bagi semua orang. Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata “Makanlah nak, aku tidak lapar” ———-KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis. Aku berkata “Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata “Cepatlah tidur nak, aku tidak penat” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata “Minumlah nak, aku tidak haus!” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata “Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata “Saya ada duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM Setelah lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta. Akhirnya aku pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku tak biasa tinggal negara orang” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TUJUH Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus, harus dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN. Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan “Terima kasih ibu..!” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi… Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.
Seoranganak asal Jakarta menghampiri ibunya yang tengah sibuk di dapur. Betapa terkejutnya sang ibu saat menerima lembaran kertas berisikan daftar harga kegiatan jika ibu memberi perintah mengerjakan sesuatu hal. Kisah Pengantin Wanita Pakai Kruk dan Dibopong Mempelai Pria di Hari Pernikahannya, Bikin Nangis Para Tamu Undangan Langsung ke konten Siapakah yang paling berperan dalam kehidupan kita? Apakah teman? Apakah saudara kita? Atau ayah kita? Menurut saya, yang paling berperan dalam hidup kita adalah ibu kita. Selain beliau lah yang melahirkan kita ke dunia ini, cinta ibu kepada anaknya itu tidak ada tandingannya di dunia ini. Maka dari itu jika anda saat ini masih didampingi oleh ibu anda, anda harus banyak bersyukur dengan cara menyangi ibu anda sepenuh hati anda. Aku menyayangi ibuku seperti tumbuhan mencintai air dan sinar matahari – Terri Guillements Kata-Kata Mutiara Tentang Kasih Sayang Ibu Semakin aku dewasa, aku semakin menyadari ibuku adalah sahabat terbaikku Kata-Kata Mutiara Tentang Kasih Sayang Ibu Tuhan tidak bisa selalu ada disetiap tempat, oleh karena itu dia menciptakan ibu Kata-Kata Mutiara Tentang Kasih Sayang Ibu Seorang ibu memahami apa yang tidak diucapkan anaknya Harta paling berharga bagi seorang ibu adalah anaknya Hati Seorang Ibu Selalu ada Di Anaknya Sayangnya di jaman yang makin modern ini, banyak yang melupakan peran penting seorang ibu dalam membantu kesuksesan anaknya. Banyak anak muda yang meraih sukses dan merasa hanya karena kerja kerasnya sendirilah yang membuat dirinya bisa menjadi sukses, padahal itu salah besar. Di balik kesuksesan seorang, pasti ada dukungan luar biasa dari sang ibu dalam menyokong kerja keras anaknya. Maka dari itu, untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya peran seorang ibu, kami sudah menyiapkan Kata-Kata Mutiara Tentang Kasih Sayang Ibu, supaya anda semua bisa sadar betapa besarnya peran ibu dalam kehidupan sang anak. Supaya tidak menunggu lebih lama lagi, berikut ini adalah beberapa kata kata mutiara ibu yang sudah saya sediakan untuk para pembaca sekalian Koleksi Terbaik dari Kata-Kata Mutiara Tentang Ibu Koleksi Kata Mutiara Tentang Ibu Seorang ibu adalah seseorang yang tetap ada dan percaya kepada kita disaat semua orang lain tidak percaya dan pergim meninggalkan kita Apakah kamu masih tidak percaya terhadap cinta seorang ibu? Jika kamu pernah ditanya oleh ibumu, “Sudah makan belum nak?” atau “Pulang jam berapa?” Itu adalah wujud sederhana dari kasih cinta ibu terhadap dirimu Kata-Kata Mutiara Tentang Kasih Sayang Ibu Hal yang sebenarnya amatlah sederhana, namun memiliki makna yang luar biasa, saat ibumu bilang padamu, “Beribadah itu tidak perlu menunggu saat kamu susah ataupun saat senang” Kamu adalah temanku, semangatku, alasanku untuk sukses, tidak ada pengganti di dunia ini untukmu, kamu adalah yang terbaik bagiku, dan akan menjadi yang terbaik selamanya, aku cinta padamu ibu Wahai ibu, mungkin saja aku tidak selalu menyukaimu, dan mungkin saja kita sering berdebat dan bertengkar, tapi ada satu hal yang harus kamu tahu, aku mencintaimu selalu dan selamanya Aku percaya terhadap cinta pada pandangan pertama, karena aku sudah mencintai ibuku sejak aku membuka mataku pertama kalinya Semakin aku tumbuh dewasa, semakin aku menyadari bahwa ibuku sendiri adalah terbaik yang pernah aku miliki seumur hidupku Seorang ibu yang hebat adalah ibu yang memiliki lantai yang lengket, dapur yang berantakan, cucian yang menumpuk, peralatan masak yang kotor, dan anak yang bahagia Seorang ibu mungkin menggenggam tangan anaknya hanya untuk beberapa saat saja, tetapi itu sudah cukup untuk menggenggam hatinya selama sisa hidup anaknya Salah satu hal yang paling sedih yang akan kamu lihat dalam hidupmu adalah ketika kamu sedang melihat ibumu sendiri menangis, apalagi jika alasannya menangis adalah dirimu sendiri Ibu, berterima kasih sebanyak apapun tidak akan pernah cukup atas yang telah engkau lakukan untukku, kamu selalu ada untukku di saat aku amat membutuhkanmu Seorang ibu adalah bagaikan sinar matahari yang menerangi seluruh pagi hari kita, dan bintang malam, yang memandu jalan pulang bagi kita semua Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan yang digaji paling tinggi di dunia ini, karena yang didapat oleh seorang ibu sebagai pembayaran adalah cinta yang tulus dari anaknya Tidak mudah menjadi seorang ibu, kamu harus mengajari anakmu segalanya, memberinya makan, memakaikannya baju, dan kamu sendiri hanyalah manusia biasa, kamu bisa saja melakukan kesalahan sesekali, tapi percayalah, ikatan yang terbentuk karena semua itu antara dirimu dan anakmu tidak dapat dibandingkan dengan apapun di dunia ini Rumah adalah tempat dimana ibuku berada Kata Mutiara Ibu Membaca Hati Kumpulan Kata Mutiara Ibu Terbaik Kata Mutiara Ibu Kamu akan menjadi ciuman pertamanya, cinta pertama bagi dirinya, teman pertama untuknya, karena kamu adalah ibunya, dan dia adalah hidupmu Ibuku itu mengesalkan, dramatis, cantik, peduli, kuat, hebat semuanya terdapat dalam diri ibuku, tapi satu hal yang pasti adalah aku amat sangat mencintainya Aku cinta ibuku, tidak peduli apa yang telah kita lalui, tidak peduli seberapa banyak kita telah berdebat, karena aku tahu pada akhirnya, dia akan selalu ada disana untukku Aku cinta ibuku, seperti pohon yang mencintai air dan sinar matahari, ibuku juga membantuku tumbuh dan berkembang sampai akhirnya aku bisa mencapai hal-hal yang tinggu Seorang anak perempuan adalah orang yang kamu bisa tertawa bersamanya, bermimpi bersamanya, dan mencintainya dengan sepenuh hatimu Hal yang terpenting bagimu sebagai seorang ibu adalah,, kamu harus selalu ada bagi anak-anakmu, dan membuat mereka tahu bahwa pintu akan selalu terbuka jika mereka ingin berbicara denganmu, sekarang maupun di masa depan Seorang anak mungkin saja suatu saat tidak akan muat berada di pangkuanmu lagi, tapi mereka akan selalu muat di dalam hatimu tidak peduli apa yang mereka lakukan Cinta seorang ibu bagi anaknya tidak dapat dibandingkan dengan hal lain di dunia itu, tidak dibatasi oleh hukum, bukan juga karena kasiha, dan menghancurkan segala batasan apapun yang biasanya menghalangi manusia mencintai manusia lainnya Ketika kamu menjadi seorang ibu kelak, kamu tidak akan menjadi sendirian dalam pikiranmu, karena seorang ibu harus berpikir dua kali, yang pertama berpikir untuk dirinya sendiri, dan yang kedua berpikir untuk anaknya sendiri. Kata-kata mutiara tentang ibu dan anak Demikianlah kata kata mutiara ibu yang dapat penulis sajikan untuk para pembaca semua, semoga setelah membaca ini semua, anda dapat lebih mencintai ibu anda dengan tulus Navigasi pos Kebijakan Privasi Hak cipta © 2023 Cerita Rakyat Nusantara Kumpulan Dongeng Anak Anak Sebelum Tidur — Tema WordPress Ascension oleh GoDaddy Ibuitu terlihat lelah karena berjualan keliling sambil menggendong anaknya yang masih kecil. Lia yang merasa kasihan menghampiri ibu itu. Ia membeli beberapa gorengan yang belum terjual. Ibu itu berterima kasih karena Lia membeli gorengan yang dijualnya. Melihat ibu itu, Lia jadi teringat Ratih di desa. Sudah lama Lia tidak menghubungi Ratih.
Jakarta - Peringatan Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap 22 Desember. Berbeda dengan perayaan Hari Ibu Sedunia, 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia karena mempunyai sejarah tersendiri. Hari ibu merupakan momen di mana anak bisa memberikan perhatian lebih kepada ibu kita. Momen yang diperingati setiap tanggal 22 Desember ini, bisa dibilang menjadi waktu yang tepat untuk mencurahkan rasa sayang kepada ibu dan mengungkapkan betapa berjasanya mereka di hidup kita. Salah satu ungkapan rasa sayang yang biasa dilakukan adalah dengan memberikan hadiah mulai dari bunga hingga paket wisata, juga ungkapan berupa benda dan segala macam hadiah yang lain. Berbagai hadiah tersebut sangat bisa memberikan kebahagiaan untuk ibu kita, meski tentunya tak bisa membalas besarnya jasa seorang ibu. Sudah banyak contoh atau cerita mengenai kasih sayang seorang ibu yang seakan tiada ujungnya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa cerita tentang bukti kasih sayang ibu terhadap anaknya yang terjadi di Indonesia maupu di negara lainnya. Momen Pangeran William dan Kate Middleton Siaran di Radio Bahas Kesehatan Mental Hari Ibu 22 Desember, Ini 3 Puisi tentang Ibu Menyentuh dan Penuh Makna Karya Gus Mus Susul Kate Middleton dan Pangeran William, Meghan Markle dan Harry Pamer Potret Anyar Usai Pemakaman Ratu Elizabeth II 1. Tukar Makanan demi Anak Sebuah video yang diunggah akun TikTok memperlihatkan pengorbanan ibu untuk anak-anaknya. Pada video itu terlihat seorang ibu menghampiri seorang pria. Tak lama kemudian dia menyodorkan satu kantong tomat segar. Pria itu kemudian bertanya akan ditukarkan dengan apa tomat tersebut. "Apa itu mama? Tomat? Mau ditukar dengan apa?," tanya pria perekam sang ibu ini kemudian begitu mengharukan. Dia meminta agar tomat ditukar dengan mi semua dilakukan agar anak-anaknya bisa makan kenyang walau hanya dengan mi instan. Kemudian, pria itu memberikan beberapa bungkus mi instan dengan beragam rasa. "Dengan mi," ungkap sang ibu sembari tersenyum."Oh dengan mi? Ya sudah, sabar ya," timpal pria itu sembari mengambilkan beberapa bungkus mi instan."Mama ini datang dari kampung sebelah dengan ke empat anaknya untuk menukar tomat dengan mi instan '," tulis keterangan dalam video. 2. Menyelamatkan Anak Saat Gempa Seorang ibu bernama Lina 35 tahun termasuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat pada November dengan magnitudo 5,6 itu telah merobohkan rumahnya dan nyaris mengambil nyawa anaknya. "Jalan juga susah, rumah udah pada rubuh saya lewat sawah pas datang ke rumah ini istri kakinya udah bolong gak ada yang nolongin, kan ngeliat orang pada kesana kemari. Ini saya minta tolong teriak-teriak itu juga gak ada, saya cari lagi," tutur suaminya Dedi 45, dengan bibir bergetar mengingat bencana itu hampir merenggut nyawa istri dan anaknya melansir kanal Regional 27 November 2022. Dengan berbagai upaya, Lina yang memeluk anaknya agar terhindar dari reruntuhan bangunan, akhirnya berhasil dievakuasi. Meskipun dirinya harus menderita luka cukup parah pada paha kaki yang dialaminya tidak berhenti disana, ia pun harus dibopong beberapa meter menuju jalan yang bisa dilalui mobil dengan kondisi kaki bercucuran darah. "Saya sempat ke rumah sakit Sayang Cianjur, rumah mah roboh. Kalau anak-anak, kan ini istri nyelamatin anak. Nyelamatin anak lagi tidur di bawah, jadi di rungkupin dipeluk sama ibunya Alhamdulillah anak mah selamat," ujar bapak dari anak usia tiga tahun itu. Dengan lirih, Lina pun menceritakan ketika dirinya tertimbun puing bangunan. Dirinya terpaksa menunggu cukup lama untuk mendapat pertolongan saat itu, sebelum akhirnya mendapat rujukan ke RSUD R Syamsudin SH. Beton rumah yang menimpa kakinya, membuat luka dalam hingga menimbulkan lubang menganga cukup besar. Selama dirawat di Sukabumi, ia mengungkap telah mendapat beberapa bantuan seperti logistik dan pakaian. Kendati untuk membangun rumahnya kembali, ia masih berharap bisa mendapatkan ibu di Klaten, Jawa Tengah menarikan tarian gambyong secara kolosal dalam rangka memperingati Hari Ibu. Kegiatan ini juga sebagai upaya melestarikan budaya Jadi ART Agar Anak Jadi Pesepak Bola TopAnak-anak bermain di dekat tenda yang merupakan bantuan dari AXA Mandiri untuk korban terdampak gempa di ianjur, Jawa Barat 12/12/2022. tampil mengejutkan di Piala Dunia 2022 setelah berhasil melaju sampai ke semi Hakimi menjadi salah satu bintang yang bersinar di Piala Dunia 2022 Qatar. Sosok Hakimi semakin menjadi pembicaraan karena dia berasal dari keluarga sederhana. Bapak Achraf Hakimi seorang pedagang kaki lima. Sementara ibunya seorang pembantu atau asisten rumah tangga ART. Untuk menjadi pesepak bola profesional dan ikut Piala Dunia 2022, lika liku perjalanan Achraf Hakimi tidak semulus yang dibayangkan. Jalan kehidupannya berliku dan bergelombang. "Ibu saya adalah seorang pembantu rumah tangga dan ayah saya adalah seorang pedagang kaki lima," katanya di program TV Spanyol, El Chiringuito. Mereka menyerahkan hidup mereka untuk saya. Mereka mengambil banyak hal dari saudara saya agar saya berhasil. Hari ini, saya bermain untuk mereka yang sudah berkorban begitu banyak untuk saya," lanjutnya. Namun itu tidak sia-sia, karier sepak bola Achraf Hakimi pun menjulang dan makin dikenal luas seusai Piala Dunia 2022. Ibunda Hakimi, Saida demi membantu keuangan suami bekerja sebagai dan kasih sayang besar begitu dilimpahkan Saidah dan Hassan kepada anak-anaknya meski mereka merasakan pahit dan getir mencari uang. Saat mimpi terbesarnya mampu diwujudkan, Achraf tak pernah sedikit lupa dengan keluarganya. Menurut Saidah, Achraf selalu meminta doanya setiap pergi bertanding. Meski anak keduanya saat ini berstatus pemain bintang dunia, Saidah tetap wanita sederhana. Tak banyak hal yang ia minta dari Achraf. Begitu pula dengan anak ketiganya, Quidad Hakimi yang menjadi selebgram. Bagi Achraf Hakimi, Saidah tetap seorang ibu sederhana yang rela banting tulang untuk mewujudkan mimpi bermain di panggung Piala Wanita Menyamar Jadi PriaPerempuan menyamar sebagai laki-laki untuk membesarkan anaknya dok. YouTube/AWaZ BNOSeorang perempuan India berusia 57 tahun menyamar sebagai seorang pria selama 36 tahun. Hal itu dilakukan untuk membesarkan putrinya semata wayang yang hidup 'dalam masyarakat patriarki'. S. Petchiammal baru berusia 20 tahun ketika perempuan Tamil Nadu itu kehilangan suami karena serangan jantung, 15 hari setelah pernikahan mereka. Dia berasal dari Desa Katunayakkanpatti dengan budaya patriarki yang dominan, dilansir dari laman Times Now News, Rabu, 18 Mei 2022. Pechiyammal melahirkan seorang bayi perempuan, tetapi ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan jadi masalah bagi perempuan dalam masyarakat patriarki Kattunayakanpatti. Hal ini menyebabkan Petchiammal dilecehkan oleh orang-orang desa. Dalam sebuah wawancara dengan The New Indian Express, perempuan berusia 57 tahun itu mengatakan dia harus menjadi 'Muthu' setelah kematian suaminya. Untuk mengakhiri penderitaannya, dia pergi ke Kuil Tiruchendur Murugan, memotong rambutnya, dan mengganti pakaiannya dengan kemeja dan lungi. Petchiammal mengubah namanya menjadi Muthu. Selama 30 tahun, Petchiammal mengatakan dia dipanggil 'Annachi'. Panggilan tersebut merupakan nama tradisional untuk pria di mana pun dia bekerja. Pengakuan perempuan tersebut pun viral di dunia maya. Putri Patchiammal, Shanmugasundari, kini telah menikah. Namun, wanita berusia 57 tahun itu belum siap untuk mengganti mengatakan identitas alternatifnya memastikan kehidupan yang aman bagi putrinya. Untuk alasan ini, dia ingin tetap 'Muthu' sampai kematiannya. 5. Rela Jemput Anak Jarak 1400 Kilometer Masih di India, kisah perjuangan seorang ibu demi anaknya juga sempat dialami perempuan bernama Razia Begum. Razia merupakan masyarakat India yang terdampak akan kebijakan lockdown di negaranya. Lockdown atau penguncian secara nasional untuk menekan penyebaran wabah Corona Covid-19 telah mengakibatkan banyak kegiatannya terpengaruh, termasuk untuk bertemu dengan putranya. Akibat lockdown, dia hidup terpisah dengan sang putra yang berada berbeda kota dengan tempatnya tinggal. Keputusan pemerintah yang diterapkan sejak 24 Maret 2020 lalu ini membuat anaknya yang bersekolah di luar kota tak bisa kembali ke kampung halaman. Karena hal tersebutlah, ibu tunggal ini rela menempuh jarak kilometer demi menjemput anaknya di kota lain dengan menggunakan sepeda motor. Ia pun menjemput putranya tersebut dengan naik motor selama tiga hari. Ia berangkat pada Senin pagi dan sampai di Nellore di perbatasan Andhra Pradesh-Tamil Nadu pada Selasa sore. Lalu, mereka kembali ke rumahnya pada Rabu malam. Selama perjalanan, perempuan paruh baya ini sengaja beristirahat secukupnya agar dapat memangkas waktu tempuh. Ibu dua anak ini memilih tidak menyuruh orang lain untuk menjemput anak laki-lakinya, karena takut orang yang ia suruh justru ditangkap polisi karena dianggap keluyuran ketika sedang Aksi Ibu KamisanAnggota Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan JSKK melakukan Aksi Kamisan ke-755 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 1/12/2022. Dalam aksinya mereka meminta Presiden Joko Widodo memperhatikan pasal bermasalah pada draf Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana RKUHP yang telah mendapat persetujuan tingkat pertama oleh Komisi III DPR dan pemerintah. FananiKamis 18 Januari 2007, menjadi hari pertama para aktivis dan keluarga korban menuntut penuntasan dugaan pelanggaran hak asasi manusia HAM berat. Aksi kerap dilakukan di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta kini, 15 tahun sudah keluarga korban dan aktivis HAM menggelar aksi menuntut terangnya dugaan pelanggaran HAM berat yang terjadi di Tanah Air. Dilansir dari kanal News Aksi Kamisan sendiri tak hanya dilangsungkan di Jakarta, melainkan juga kerap digelar di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat. Aksi Kamisan di Bandung ini sudah terselanggara selama 7 tahun. Aksi Kamisan juga digelar di Yogyakarta, Surabaya, Malang dan kota lainnya. Serupa dengan di depan Istana Merdeka, Aksi Kamisan yang digelar di daerah lain juga menuntut penuntasan pelanggaran HAM berat. Beberapa di antaranya yakni Tragedi Semanggi, Trisakti, dan Tragedi 13-15 Mei 1998, Peristiwa Tanjung Priok, Peristiwa Talangsari 1989 dan lain-lain. Sebagian besar peserta aksi ini adalah ibu-ibu. Salah satunya adalah Maria Catarina Sumarsih yang melakukan Aksi Kamisan dan jadi sorotan media memperjuangkan keadilan untuk Wawan, anaknya yang terbunuh pada tahun 1998 di tengah demonstrasi reformasi Indonesia. Lima belas tahun berselang, aksinya tersebut masih belum membuahkan hasil. Selama bertahun-tahun, Sumarsih sudah melakukan unjuk rasa dengan berbagai cara. Ia bahkan pernah melempar telur ke anggota parlemen yang membebaskan tentara dari tuntutan hukum atas kini, ia rutin melakukan unjuk rasa di depan istana negara, menjadi pengingat Indonesia atas dosa masa lalu Kematian Ibu di Indonesia* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ceritamengharukan tentang ibu dan anak Kasih sayang sepanjang masa yang Indah dan Sedih - Pada perjumpaan kita disore ini, saya telah memposting sebuah cerita yang mungkin dapat membuka dan menyadarkan diri anda bahwa betapa besar pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya, Berikut ini adalah Cerita mengharukan tentang ibu dan anak Kasih sayang sepanjang masa yang Indah dan Sedih yang dapat
- Kali ini saya akan kembali membagikan sebuah cerita pendek tentang kasih sayang seorang ibu. Bahkan kasih sayangnya melebihi kasih sayang seoarang karya Ade Mia Kurniasih ini telah berhasil membuat pembacanya ikut hanyut di dalam setiap kalimat di Sayang Ibu Melebihi Seorang KekasihDia penyemangatku. Dia perempuan yang telah melahirkanku dan merawatku hingga aku seperti sekarang. Dia perempuan yang orang-orang ceritakan perjuangannya. Ternyata dialah yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka. Hatinya lembut selembut itu aku melihat ibuku yang sedang duduk di kursi tua, aku lantas Mau Makan Apa Hari ini?"Nak, cepat makan, ibu sudah menyiapkan untuk kamu makan di dapur." Kata ibuku."Bu, kenapa ibu tidak ikut makan bersamaku?" ibuku menjawab "Ibu sudah kenyang nak, tadi ibu sudah akan."Beberapa menit kemudian aku lihat ibuku yang sembunyi-sembunyi meminum banyak air, dalam hati aku berkata sembari air mataku menetes."Bu, nia tahu bahwa ibu belum makan sampai ibu meminum banyak air untuk mengganjal perutmu dari rasa lapar."Pagi yang cerah aku bergegas untuk berangkat sekolah, sebelum aku berangkat aku mencari ibuku untuk berpamitan, aku kaget melihat ibuku terbaring lemah di tempat tidurnya, badan ibuku panas tapi ibu tetap mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Lalu ibuku memberiku sepeser uang untuk bekalku ke tengah perjalanan aku terus kepikiran ibuku, bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan ibuku? Siapa yang merawatnya selagi aku tidak di sampingnya? Sekarang aku harus mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan ibuku, aku ingin membawa ibu ke dokter supaya ibu bisa sehat sekolah aku langsung menemui ibu untuk membawa ibu ke dokter."Bu, kita ke dokter yah, kebetulan aku punya sedikit uang yang mudah-mudahan cukup untuk membayar biaya pengobatannya.""Uhuk, uhuk, gak usah nak, ibu sudah baikan kok, jadi ibu gak perlu ke dokter.""Tidak bu, ibu harus diperiksa, nia gak mau ibu kenapa-kenapa, ibu harus sehat."Akhirnya ibuku mau untuk aku bawa ke dokter. Setelah diperiksa aku membawa ibuku untuk pulang dan merawatnya di rumah. Aku sangat sedih melihat kondisi ibuku. Ibu yang telah merawatku hingga sekarang, ibu yang menemaniku setiap hangatnya mengajarkanku apa artinya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Kini giliran aku untuk merawat aku menyadari apa arti dari kebohongan ibu itu, ibu tidak mau anaknya kelaparan. Bu, maafkan aku, aku belum bisa bahagiain ibu, aku akan berusaha untuk jadi anak yang mengabdi kepada tulisan saya terkait Cerita Pendek Tentang Kasih Sayang Seorang Ibu "Cinta Ibu Lebih Dari Cinta Kekasih"
Q5bn7w9.
  • 1162362kai.pages.dev/137
  • 1162362kai.pages.dev/200
  • 1162362kai.pages.dev/415
  • 1162362kai.pages.dev/146
  • 1162362kai.pages.dev/84
  • 1162362kai.pages.dev/408
  • 1162362kai.pages.dev/70
  • 1162362kai.pages.dev/305
  • cerita tentang kasih sayang ibu